Danarto pulang kota

Bagian dari Jakarta International Literary Festival

Taman Ismail Marzuki, Jakarta

22-26 Oktober 2022

Pada 1959, Danarto turut mendirikan Sanggarbambu di Yogyakarta—sebuah kelompok seni rupa yang dikenal karena memecah arus biner dengan sikap apolitisnya di tengah derasnya polarisasi antara ‘yang kerakyatan’ dan ‘yang universalis’, Sanggarbambu memilih untuk tidak memilih. Sejak 1964, Sanggarbambu memiliki divisi usaha yang bermarkas di Jakarta, dimana mereka mengerjakan pesanan interior seperti bioskop Megaria, dlsb. 

Dalam rangka JILF 2022 yang akan diselenggarakan di TIM, kami bercita-cita untuk membawa Danarto pulang ke kota. Walau lahir dan besar di Sragen, berkuliah seni lukis di Yogyakarta, dan bolak-balik menelusuri masjid-masjid di berbagai kawasan pantai utara Jawa, sejak 1964, Danarto tinggal di Jakarta sampai akhir hayatnya. Seno Gumira Ajidarma menyebut Danarto sebagai “konsumen agung”. Selama hampir satu dekade dalam hidupnya, Danarto bekerja sebagai desainer poster dan publikasi DKJ serta mengajar di LPKJ (sekarang IKJ). 

Selain cerpen-cerpennya di majalah sastra Horison, gambar wayang, tipografi serta ilustrasi beragam rubrik buatannya juga bertebaran di majalah Zaman—majalah kosmopolitan yang amatan urbannya tak ragu-ragu memunculkan sudut pandang kesukuan para kontributornya. Rubrik cerita wayang yang mulanya digarap Djadug Djajakusuma, misalnya, tak jarang sedang menyitir problema kekuasaan politik pragmatis yang panggungnya tak lain ada di Jakarta. Kawasan yang dijangkau majalah Zaman juga tidak terbatas hanya pada Jakarta, tetapi juga kota besar lain di dunia. Sejumlah cerpen terbitannya berasal dari beragam kawasan urban lainnya. Kalau Horison memusatkan perhatiannya pada pencapaian sastra, Zaman menyasar kehidupan bermasyarakat dalam ruang-ruang urban dimana pesatnya perubahan tak terelakkan para penghuninya. Semangat ini yang melatari keinginan kami membawa Danarto pulang ke kota— lebih tepatnya pulang ke TIM, tempat di mana selain ia pernah bekerja, ia juga berulang kali ikut pameran, menyutradarai monolog atau pertunjukan teater, mengerjakan beragam aspek dari pertunjukan kawan-kawannya, membaca puisi, berdiskusi, mendapat penghargaan, dan lain sebagainya.

Program

Diskusi panel mengenai seniman asal Sragen, Danarto (1941-2018) oleh Danarto dkk
dan penulis asal Bali Panji Tisna (1908-1978) oleh Juli Sastrawan.

Sabtu, 22 Oktober 2022

16.00-18.00 WIB
Galeri Panjang, Taman Ismail Marzuki Jakarta

(Foto oleh Wienda Perwitasari)

(Foto oleh Eka Nickmatulhuda)

Peluncuran monograf “Sayap Malaikat Danarto” oleh Hairus Salim diiringi diskusi dengan Enin Supriyanto dan Nirwan A. Arsuka 

Minggu, 23 Oktober 2022

16.00-18.00 WIB

Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki Jakarta

(Foto oleh Ary “Jimged” Sendy)

Konser musik Nayamullah dan Monolog “Semeleh (Tawakkal)” oleh Sakdiyah Ma’ruf 

Senin, 24 Oktober 2022

20.00-21.00 WIB

Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki Jakarta

(Foto oleh Wienda Perwitasari)

Pembacaan puisi oleh penulis puisi asal Timor Leste, Alexandra de Araujo Tilman diiringi diskusi dengan Berto Tukan dan Grace Samboh

Rabu, 26 Oktober 2022
14.00-16.00 WIB
Galeri Panjang, Taman Ismail Marzuki Jakarta



One Comment

  1. […] ini diluncurkan bertepatan dengan Danarto pulang kota, bagian dari Jakarta International Literary Festival […]