Panggilan terbuka lokakarya mematung tokoh Diorama 44. Pembebasan Irian Jaya, 1 Mei 1963 (8-15 Februari 2025)
When the flood is over: No. 32
2023
Installation comprising 23 dolls (cast resin figurines) on a table; two HD videos in colour; a second set of dolls for diorama no. 32 along with their moulds, stored at Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso
Figure-sculpting workshop at Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso (Yogyakarta, Indonesia), 25 September – 2 October 2023
During our residency at ARCUS, we held another edition of Taman Bacaan Danarto as an attempt of (re)introducing writer, artist, and theatre-maker Danarto (1941-2018) into a contemporary Japanese context whilst expanding our research on the multidisciplinary sufistic artist’s engagement with the anti-Osaka movement from the 1970 World Expo in Osaka (where he was stage designer for Indonesia’s pavilion) as well as retracing two works of his.
Ditulis antara tahun 1968 dan 2009, cerpen-cerpen dalam antologi ini menjadi contoh bagaimana solidaritas jangka panjang terwujud, menyoroti bagaimana fokus sastra Danarto yang konsisten terhadap Palestina selama empat dekade menggemakan komitmen yang lebih dalam dan lebih personal terhadap keadilan global.
GALUR] mengundang kita semua untuk kembali membaca buku, bercakap-cakap tentang atau seputarnya, berbagi rapalan, dan saling menularkan rasa penasaran satu-sama lain. Pada edisi perdana [GALUR], kami bertandang ke Perpustakaan Rumah DAS, dan memilih tiga buku yang menyegarkan “kacamata” kami dalam memandang arus utama sejarah seni rupa di Indonesia.
Cetakan pertama Penerbit: Komunitas Bambu, JakartaTahun terbit: 2023ISBN: 978-623-7357-42-1 Bahasa: Bahasa IndonesiaJumlah halaman: 486Dimensi: 15 x 24 cmJenis kertas: Book paperJilid buku: Soft cover Penyunting & pengelola proyek: Hyphen–– (Ratna Mufida, Pitra Hutomo, Grace Samboh, Rachel K. Surijata) Penulis: Aminudin T.H. Siregar, Patrick Flores, Nuraini Juliastuti, T.K. Sabapathy, Haruko Kumakura, Syafiatudina & Brigitta Isabella, Bambang […]
“As if there is no sun” is a homecoming exhibition from the 58th Carnegie International: “Is it morning for you yet?” in Pittsburgh, USA that showcased the collections of Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso, Galeri Nasional Indonesia, Museum of Fine Arts and Ceramics, Jakarta Arts Center Taman Ismail Marzuki, Pelita Harapan University Museum, Affandi Museum, and OHD Museum.
Kustiyah (l. Probolinggo, 1935 – m. Yogyakarta, 2012) dalam kesehariannya dikenal sebagai pribadi lembut, kontras dengan seni lukisnya. Karya-karyanya dominan dengan garis tajam dan sapuan warna yang kasar. Melalui pendekatan artistik yang khas, pelukis yang terutama aktif sepanjang 1950-an ini melukiskan lingkungan hidup di sekitarnya, mengubah pemandangan alam yang familiar dan bersahaja menjadi ungkapan rupa […]
Presentasi khusus karya-karya Kustiyah (l. Probolinggo, 1935; m. Yogyakarta, 2012) oleh Hyphen— “Kustiyah, siswa ASRI, melukis alam pantai Tegal.” Demikian kalimat yang menyertai sebuah potret dalam majalah SIASAT, edisi 484, September 1956. Potret ini, kiriman warga Kalibuntu, Tegal, menggambarkan seorang perempuan muda, dengan rambut panjang yang dikepang dua, sedang melukis di tepi pantai. Tampak […]