MASAKAN SEPANJANG ZAMAN* Pameran arsip karya-karya Seni Rupa Baru

Para akademisi dan sejarawan seni nyaris sepakat bahwa GSRBI berpengaruh besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Satu-satunya buku yang benar-benar pernah diterbitkan dan didistribusikan kepada publik mengenai mereka adalah buku bertajuk Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1979) yang bahannya dikumpulkan, dirancang, dan disunting oleh para eksponennya sendiri. Tak banyak cerita mengenai karya demi karya dalam pameran-pameran GSRBI di dalam buku tsb. Sementara kami sangat penasaran dengan karya-karya apa saja yang ada dalam sejumlah aktivitas GSRBI sepanjang 1975-1989 itu.

 

Bagaimana bisa yang berulang-ulang kita dengar hanyalah intrik antar generasi (pelukis senior dan pelukis muda), semangat gerakan mahasiswa, dan avant-gardism? Padahal, minim sekali informasi—apalagi pengetahuan—mengenai karya-karya dalam pameran GSRBI. Apakah karya-karya GSRBI sebegitu avant-garde-nya sampai para dosen dan seniman senior harus merasa terganggu? Apakah benar mereka merasa terganggu? Kalau ya, apa alasannya? Apakah tidak mungkin kalau mereka sebenarnya mendukung perubahan praktik seni rupa? Bagaimana mungkin kegiatan anak muda “pemberontak” ini justru diberikan ruang pamer di Taman Ismail Marzuki yang prestisius itu? Dua tahun sekali pula (1975, 1977, 1979)…

 

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah langkah awal kami memulai penelitian mengenai GSRBI pada 2013. Tentu saja diiringi cibiran sejumlah teman dan rekan yang menganggap GSRBI sudah terlalu sering dibicarakan sehingga tak perlu lagi diteliti. Sekarang, nyaris empat tahun kemudian, kami sudah hampir selesai mengumpulkan 11 esai baru untuk menerbitkan buku mengenai GSRBI yang berisi beragam sudut pandang pembacaan dari beragam kepentingan topik dan disiplin.

 

Perlahan kami mulai menerbitkan petikan-petikan dari hasil penelitian kami. Pertama dalam jejaring dan bekerja sama dengan IVAA, Data Catalogue of GSRBI Research, www.acedemia.edu dan www.archive.ivaa-online.org. Kedua di Tokyo, Mori Art Museum Research: Fantasy World Supermarket – Approaches, Practice and Thinking Since the Indonesia New Art Movement in 1970s, Maret – Agustus 2016 (klik di sini untuk melihat pamerannya). Ketiga dalam jejaring, List of Seni Rupa Baru Exhibitions, www.hyphen.web.id. Kali ini adalah kali keempat, di Ruang Mes56. Kami memusatkan perhatian pada seluruh informasi mengenai karya yang ada dalam pameran-pameran GSRBI (1975-1989). Kami ingin mengajak Anda semua untuk membicarakan GSRBI dari sudut pandang kekaryaannya.

Diskusi Masa Lalu Belum Tentu Sudah Berlalu: Seputar pencapaian bentuk dalam kekaryaan GSRBI bersama Akiq AW, Grace Samboh, Pitra Hutomo, dan Ratna Mufida

23 Mei 2017, 15.00 – 18.00 WIB

Lihat pameran dan diskusinya di sini.

 

*) Judul pameran ini diambil dari judul karya Slamet Riyadhi PR dalam Pameran Seni Rupa Baru Indonesia di Taman Ismail Marzuki, pada 1979. Dalam karya ini, Riyadhi menghadirkan satu sudut dapur yang sedang merebus buku Hukum Pidana Indonesia.

 



Comments are closed.