Freeport Jadi Sponsor, Seniman Peserta Art Jog Terganggu
Disalin dari tempo.co
TEMPO.CO, Yogyakarta – Sejumlah seniman yang memamerkan karyanya dalam Art Jog kesembilan di Jogja National Museum mengaku terganggu oleh keberadaan Freeport Indonesia sebagai sponsor bursa pasar seni terbesar di Yogyakarta itu.
Salah seorang peserta pameran, Mohamad Yusuf atau Ucup, mengatakan semula tidak tahu Freeport menjadi sponsor Art Jog. “Saya mendukung Art Jog. Tapi, tidak mendukung Freeport,” kata Ucup ketika dihubungi, Kamis malam, 9 Juni 2016.
Ucup merupakan seniman yang berhimpun di komunitas seni Taring Padi. Mereka aktif menyuarakan perlawanan terhadap eksploitasi perusahaan tambang lewat karya-karyanya. Menurut dia selama beberapa kali ikut Art Jog tak pernah ada masalah. Baru kali ini hatinya terusik.
Ucup merupakan satu di antara 72 seniman yang diundang untuk menciptakan karya pada Art Jog tahun ini. Ia tidak tahu semua sponsor yang mendukung acara itu. Dia memahami untuk menyelenggarakan pameran seni rupa kelas internasional semacam Art Jog bukan perkara yang gampang. Bagi dia Art Jog punya peran penting bagi dunia seni rupa.
Ihwal apakan dia akan menarik karyanya setelah tahu Freeport menjadi sponsor, Ucup mengatakan perlu berhati-hati. Sebab dia mengaku dalam posisi gamang, apakah menarik karya adalah pilihan terbaik sebagai bentuk penolakan terhadap Freeport. Ucup akan bertanya dulu kepada penyelenggara apa alasan mereka melibatkan Freeport.
Sama halnya dengan Ucup, seniman Vincencius “Venzha” Christiawan, yang menyajikan karya utama sebagai land mark Art Jog semula juga tidak tahu Freeport menjadi sponsor. “Saya semula tak tahu ada sponsor Freeport,” katanya. Sebagai bentuk protes kepada panitia, ada seniman yang menutup logo Freeport dengan cara mencoretnya.
Direktur Artistik Art Jog, Heri Pemad, mengatakan timnya melibatkan Freeport sebagai sponsor di tengah keputusasaan karena sulitnya mencari sponsor. Ia juga kecewa dengan minimnya dukungan pemerintah terhadap acara internasional yang perlu biaya besar itu.
Dia sadar bahwa menggandeng Freeport akan menimbulkan kritik dari sejumlah kalangan. Tapi Heri telah siap menanggung berbagai risiko atas penyelenggaraan Art Jog. “Saya menghormati bila ada seniman yang menarik karyanya dan pengunjung memilih tidak membeli tiket masuk,” kata dia.
Tahun ini panitia mengundang 72 seniman yang dianggap punya pengaruh penting. Misalnya seniman itu punya pengaruh besar terhadap seniman generasi berikutnya. Ada pula seniman yang punya pengaruh pada komunitas.
Art Jog berlangsung di Jogja National Museum pada 27 Mei-27 Juni 2016. Kali ini temanya adalah Universal Influence untuk melihat pengaruh global terhadap seni rupa. Misalnya kemajuan teknologi, informasi, dan jaringan Internet yang mendunia. Untuk bisa menikmati karya seniman, pengunjung mesti merogoh kocek untuk ongkos tiket masuk sebesar Rp 50.000 per orang.