Mari kita menjelajahi sejarah perkembangan seni rupa yang bagaikan masakan sepanjang zaman!✨ Yuk kita kembali ke tahun 1975 ketika lonjakan harga minyak di sebagian besar belahan dunia menimbulkan gelombang penderitaan dan demonstrasi, tahun yang sama ketika Dewan Kesenian Jakarta menyelenggarakan Pameran Besar Seni Lukis Indonesia. Seperti apa gambaran konteks keadaan sosial, politik, ekonomi, dan juga […]
Mari kita menjelajahi sejarah perkembangan seni rupa yang bagaikan masakan sepanjang zaman!✨ Masakan sepanjang zaman adalah karya Slamet Riyadhi dalam pameran Seni Rupa Baru Indonesia 1979. Keputusan untuk menjadikan Masakan sepanjang zaman judul dari buku bunga rampai ini punya beberapa alasan lebih dari sekedar hubungannya sebagai judul karya yang pernah dipamerkan dalam pameran Seni Rupa […]
Panggilan terbuka lokakarya mematung tokoh Diorama 44. Pembebasan Irian Jaya, 1 Mei 1963 (8-15 Februari 2025)
When the flood is over: No. 32
2023
Installation comprising 23 dolls (cast resin figurines) on a table; two HD videos in colour; a second set of dolls for diorama no. 32 along with their moulds, stored at Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso
During our residency at ARCUS, we held another edition of Taman Bacaan Danarto as an attempt of (re)introducing writer, artist, and theatre-maker Danarto (1941-2018) into a contemporary Japanese context whilst expanding our research on the multidisciplinary sufistic artist’s engagement with the anti-Osaka movement from the 1970 World Expo in Osaka (where he was stage designer for Indonesia’s pavilion) as well as retracing two works of his.
Ditulis antara tahun 1968 dan 2009, cerpen-cerpen dalam antologi ini menjadi contoh bagaimana solidaritas jangka panjang terwujud, menyoroti bagaimana fokus sastra Danarto yang konsisten terhadap Palestina selama empat dekade menggemakan komitmen yang lebih dalam dan lebih personal terhadap keadilan global.
GALUR] mengundang kita semua untuk kembali membaca buku, bercakap-cakap tentang atau seputarnya, berbagi rapalan, dan saling menularkan rasa penasaran satu-sama lain. Pada edisi perdana [GALUR], kami bertandang ke Perpustakaan Rumah DAS, dan memilih tiga buku yang menyegarkan “kacamata” kami dalam memandang arus utama sejarah seni rupa di Indonesia.
Cetakan pertama Penerbit: Komunitas Bambu, JakartaTahun terbit: 2023ISBN: 978-623-7357-42-1 Bahasa: Bahasa IndonesiaJumlah halaman: 486Dimensi: 15 x 24 cmJenis kertas: Book paperJilid buku: Soft cover Penyunting & pengelola proyek: Hyphen–– (Ratna Mufida, Pitra Hutomo, Grace Samboh, Rachel K. Surijata) Penulis: Aminudin T.H. Siregar, Patrick Flores, Nuraini Juliastuti, T.K. Sabapathy, Haruko Kumakura, Syafiatudina & Brigitta Isabella, Bambang […]
“As if there is no sun” is a homecoming exhibition from the 58th Carnegie International: “Is it morning for you yet?” in Pittsburgh, USA that showcased the collections of Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso, Galeri Nasional Indonesia, Museum of Fine Arts and Ceramics, Jakarta Arts Center Taman Ismail Marzuki, Pelita Harapan University Museum, Affandi Museum, and OHD Museum.
Kustiyah (l. Probolinggo, 1935 – m. Yogyakarta, 2012) dalam kesehariannya dikenal sebagai pribadi lembut, kontras dengan seni lukisnya. Karya-karyanya dominan dengan garis tajam dan sapuan warna yang kasar. Melalui pendekatan artistik yang khas, pelukis yang terutama aktif sepanjang 1950-an ini melukiskan lingkungan hidup di sekitarnya, mengubah pemandangan alam yang familiar dan bersahaja menjadi ungkapan rupa […]